Senin, 03 November 2014

BAHAYA HIDUP HEDONISME




Apa sih sebenarnya hedonisme?



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.  Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia.

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun 433 SM.  Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia?"Hal ini diawali dengan Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan.  Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi. Pandangan tentang 'kesenangan' (hedonisme) ini kemudian dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270 SM).Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. [4] Meskipun demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani saja --seperti Kaum Aristippos--, melainkan kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.penjelasan hedonisme

Di zaman sekarang hedonisme banyak muncul dikalangan anak muda remaja gadis, bahkan ibu-ibu bapak-bapak. Tidak dapat dipungkiri pola hidup anak-anak zaman sekarang mengikuti publik figure mempengaruhi pola kehidupan mereka dari tontonan maupun tuntutan zaman. Akhirnya apa?




Orang selalu berlomba-lomba, demi uang menghalalkan segala cara, karena mereka berfikir dengan uang dapat membeli kesenangan, dengan uang dapat hidup lebih baik. Kita tau belum lagi anak remaja zaman sekarang banyak bergaya bermewah-mewahan mengikuti perkembangan, hal tersebut memnculkan kecemburuan sosial dikalangan remaja apalagi remaja yang orangtuanya kalangan menengah kebawah. Inidapat menjadi hal yang menakutkan kalau remaja tersebut istilahnya, mau bergaya seperti orang-orang kaya, akhirnya apa karena tidak di barengi perhatian orangtua, keimanan kurang mereka terjun ke hal-ha yang negatif, demi uang mereka rela mulakuakn apapun. (MENGHALALKAN KESENANGAN). 

Yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah Hedonisme di kalangan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Kaum remaja sekarang ini sangat antusias dengan hal-hal baru yg bersifat hura-hura.  Titel “remaja yang gaul dan funky ” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren.Yaitu minimal harus mempunyai handphone. Itu dulu, kalau sekarang handphone pun harus canggih dan bisa digunakan untuk mengakses internet. Lalu baju serta dandanan yang selalu mengikuti mode. Dan yg lebih mengerikan lagi, mereka juga meniru hal-hal negatif yg sifatnya kebarat-baratan seperti mengkonsumsi Narkoba, dan perkumpulan geng Motor.

Hampir semua remaja di perkotaan sudah terjangkit virus ini. Dan virus inipun sekarang sudah banyak menjangkiti remaja di pedesaan. Beruntung bagi mereka yang termasuk dalam golongan berduit, sehingga dapat memenuhi semua tuntutan kriteria tersebut. Akan tetapi bagi yang tidak mampu dan ingin cepat seperti itu, pasti jalan pintaslah yang akan diambil.




Bagi remaja putra mungkin cara mereka mendapatkan uang dgn “instan” adalah dengan merampas hak orang lain, layaknya jadi preman. Jadi pencuri, preman, tukang palak (disekolah) dsb-pun mereka lakoni demi mendapatkan semua barang yg jadi keinginan mereka. Dan yg lebih gila lagi adalah mereka melakukan perampokan secara terang- terangan, di supermarket, toko emas, mesin ATM, dll.
Bagi remaja putra mungkin tak seberapa besar akibat yg mereka lakukan, tapi bagaimana dengan remaja putri? Tentu lebih dahsyat dan mengerikan. Maka jangan heran demi mendapatkan barang mewah, seringkali dijadikan alasan remaja hingga mahasiswi untuk rela melepas keperawanannya. Tidaklah mengherankan, jika saat ini muncul fenomena baru yang muncul di sekitar kehidupan kampus. Misalnya adanya “ayam kampus” ( suatu pelacuran terselubung yang dilakukan oknum mahasiswi ), karena profesi ini dianggap paling enak dan gampang menghasilkan uangKita beralih ke lingkungan mahasiswa. Menurut salah satu sumber, biasanya penyakit hedonisme ini menjangkit para mahasiswa yang berasal dari pedesaan. penulis tidak bermaksud menjelek- jelekan

Mahsiswa yg berasal dari pedesaan, tetapi yang dimaksud disini adalah mahasiswa dari desa “yang tidak kuat imannya”. Mereka terkena keterkejutan dan gagap budaya ( Shock culture). Sebelumnya mereka berasal dari budaya yang terpelihara dalam lingkungan pengawasan  orang tua dan masyarakat. Namun, setelah menjadi mahasiswa tidak ada yang mengawasi dan jauh dari orang tua sehingga mereka dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Awalnya mereka datang kekampus dan merantau ke negri orang untuk belajar atau menuntut ilmu  dan cita- cita menjadi mahasiswa teladan yang dapat membanggakan orang tua mereka dikampung halaman, ketika sudah memasuki perguruan tinggi dan menjadi mahasiswa mereka lupa  dengan tujuan mereka,lemah daya menghadapi tantangan dan godaan dikota besar. Ditambah lagi lingkungan tempat mereka tinggal “ Kos- kosan “. Teman satu kos juga bisa mempengaruhi menyebarnya wabah ini. Melihat temannya bersenang- senang pamer pasangan dan menghina “gak laku” bagi yang tidak punya pasangan atau pacar. Tidak tahan direndahkan , maka mahasiswa tersebut akan ikut meniru.  Ada pribahasa mengatakan bagaikan  seekor kumbang yang menghisap madu sampai puas, tidak bertanggung jawab yang setelahnya mengeluarkan jurus pamungkas “ Kau paham, kita berdua belum siap untuk menikah”. Itulah kata- kata yang sekarang menjadi trend dikalangan remaja setelah meraka melakukan hal- hal yang merusak masa depan meraka. Sungguh sifat yang sangat keji bagi kalangan intelektual kampus, yang seharusnya menjadi sosok pemimpin dimasyarakatnya, memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi masyarakatnya, tetapi kenyataan begitu pahit dan sulit untuk diatasi. Kita pasti sepakat, manusia hedonis macam itu tidak pantas menjadi pemimpin dimasyarakatnya kelak, hanya orang –orang yang tidak berpendidikan melakukan hal semacam itu “na uzu billah himin zhalik”.


Contoh-contoh diatas adalah kondisi “real” apa yg terjadi disekitar kita. Kalau sudah seperti ini, siapa yg mau kita salahkan ? Pemerintah ? Bangsa asing ? Orang tua kita ? atau diri kita sendiri ?.

Coba Kita Pikirkan Lagi…
Paham Hedonisme ini tidak salah memang, yang salah adalah bagaimana cara mendapatkannya, dan akibatnya bagi dirinya dan orang lain. Sejatinya Paham hedonisme ini sudah tidak lagi sejalan dengan pengertian semula, di mana kesenangan yang diharapkan pada zaman dahulu adalah ketenangan yang bersifat ruhaniah bukan jasmaniah semata. Namun secara realistik, menghilangkan sama sekali dorongan kearah pemuasan kebutuhan Jasmani adalah tidak mungkin. Sebab Jasmaniah juga merupakan landasan penting untuk kesempurnaan hidup manusia. Nonsens apabila dikatakan kita akan bahagia bila kebutuhan jasmaniah tidak terpenuhi.
Oleh karenanya yang terpenting adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran bahwa kebutuhan Jasmaniah tidak akan bermakna tanpa kebahagian yang bersifat Ruhaniah. Meningkatan Ibadah dan amal baik guna mewujudkan keseimbangan antara kebahagian Jasmani dan Ruhaniah agar tumbuh dan tertanam kepribadian yang kuat menjadi hal penting agar tidak dijerat atau digoda dengan sesuatu yang hanya bersifat sementara atau kesenangan duniawi. Jika tidak, Anda ataupun saya suatu saat bisa saja menjadi salah satu ‘Hamba’ dari Hedonisme ini.

Tak perlu diucapkan, cukup jawab dalam hati pertanyaan ini lalu resapi…
-          Apa tujuan hidup kita ini ?
-          Sudahkah kita bahagia dengan hidup ini ?
-          Banggakah orang tua kita dengan apa yg kita lakukan ?

‘’Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”(QS. Ali Imran : 196-197)
Jadikanlah segala sesuatu sebagai bentuk pelajaran, yang akan membimbing anda pada jalan kebenaran. Sayangilah diri sendiri, ketika Tuhan mengirim orang yang sayang sama kita perlakukan dengan baik (orang tua kita, shabat-sahabat kita, teman, ataupn kekasih), belum tentu apa yang kamu dapat sekarang di dapatkan nanti. (jagalah) sederhana......

Perlu anda ketahui bahwa uang memang dibutuhkan namun bukan segalanya untuk mencari kesenagan. Jangan sampai kita terbawa arus yang tidak baik. Pola hidup gaya hidup akan selalu baik bila kita hidup sederhana, banyaklah bersukur karena apa yang didapat belum tentu orang lain dapat. Nikmati hal yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa, selalu berpegang teguh " ihdinassirotolmustakim" tunjukan kami jalan yang lurus, artinya tunjukan kami jalan kebenaran yang akan membimbing pada perbuatan baik.

Share :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar